Mata kuliah : Kajian Seni Rupa & desain
Kajian Seni Rupa & desain. Kajian sendiri memiliki arti yaitu Mengkaji, Menelaah, Mengamati, Mencermati, dan Menganalisa. Seni Rupa adalah cabang dari kesenian yang memiliki banyak cabangnya, salah satunya ada Rupa (kasat mata, netrawi, pengindraannya visual). Sedangkan Desain yaitu merupakan bagian dari seni rupa itu sendiri.
Kajian seni rupa & desain yaitu menelaah hal apa saja yang ada didalam seni rupa atau desain sebagai objek kajian itu sendiri. contoh bila kita mengupas/mengkaji dari segi aspek sejarah karya milik sesorang, dari segi aspek sejarahnya bila memiliki keterkaitan dengan suatu hal seperti pictoral(piktografi/gambar) dari zaman sejarah tersebut.
pengertian lain tentang Kajian Seni Rupa & Desain yaitu suatu telaah ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan konsisten. penggunaan kata kajian yaitu bahwa seni rupa & desain tidak hanya terkait pada suatu bidang keilmuan saja tapi dipandang sebagai kajian multi-disiplin dapat bersentuhan dengan psikologi, komunikasi, agama, sejarah, matematika, budaya, dan masih banyak lagi.
Kata kajian akan lebih jelas jika dibandingkan dengan istilah penciptaan, dalam perspektif ilmu tanda disebut sebagai aktifitas encoding artinya mengkonstruk sebuah tanda, dalam kacamata semiotika, berkarya adalah membangun sebuah system tanda. lalu, dalam semiotika, kajian disebut decoding artinya membongkar tanda atau memaknai tanda.
Dalam
proses pengkajian sebuah seni dapat di kaji ya dimana kalau sudah ada ada objek
karya seni rupa. Patung grafik, seni kriya perhiasan, desain busana, desain
poster, animasi kenapa itu hadir..? atau seni itu sendiri disebut? Objek seni
itu terbentuk oleh seniman, dan kenapa seniman mengkaji? Karena seniman itu
manusia. Manusia sendiri memiliki instrument sifat yaitu rasionalistik atau
kognitif untuk berfikir, kemudian sifat afeksi (emosional/perasaan). Dan dari
dua itulah maka karya akan tercipta.
Dalam
melakukan sebuah interaksi memiliki sebuah cita rasa, kalau dalam melakukan sesuatu
tidak ada cita rasa maka interaksi itu tidak bermakna. Makna itu sebenarnya
prinsip hakikat dari manusia-manusia itu menghasilakan makna, memproduksi, dan
itulah nilai hidup yang tanpa makna hidup kita tidak akan bisa hidup sesuai kodratnya.
Kita itu mungkin makna yang sangat kecil, tapi coba manusia yang luas sekali
karena apa hakikat manusia mencari, mana kalo dia dikodratkan seperti itu,
karena memproduksi makna, menghasilkan makna, dan berburu makna. Maka hakikat
manusia itu mesti ada, manusia dikatakan
hidupnya utuh manusia ideal.
Berinteraksi, beramah-tamah,
menjalin cinta kasih dan sebagiannya itu dia mencari makna, makna itu sesuatu
hal yang penting yang dicatat dan dia legitimasi menjadi barang-barang berharga.
Kadang-kadang menandai segala sesuatu yang berkelindan di dalam
dirinya, bertemu gadis cantik ya ada getaran rasa, makanya peristiwa itu
ditandai karena di aitu bermakna, supaya makna itu juga lestari supaya tidak
berkembang. Makna itu direkam kemudian si orang yang merekam tadi merespon lagi
menanggapi makna ini dengan membuat sebuah karya lukisan gambar wajahnya
menulis puisi tentang dia, itu akan mengembangkan dan memproduksi sebuah karya
lukisan gambar wajahnya, menulis puisi tentang dia dan akan mengembangkan dan
memproduksi makna manusia yang bergulir antara panah ekspresi. Ekspresi lalu
dicermati dimaknai dengan muncul respon
ekspresi dimana makna orang berinteraksi dengan simbol-simbol dengan
gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran media untuk melakukan ekspresi memadai
gagasan-gagasan pikiran kita, rasa perasaan emosi dan sebagaiannya anda pada
karya seni.
Jadi semua karya seni itu diciptakan
karena seniman memeperoleh makna dari berbagai stimulus, berbagai peristiwa-peristiwa
atau gejala-gejala yang fakta, gejala peristiwa yang ada di realitas sekitar dirinya
yang mempengaruhi dirinya yang menimbulkan pemaknaan terhadap apa yang dia
lihat, apa yang dia rasakan, dan apa yang di aitu pikirkan masuk ke mental
setnya dan mengalami proses pemaknaan.
Karya cipta rasa dan karya manusia ketika
menerima stimulus apa yang ada di sekitar kita maka pikirannya bergerak,
perasaannya pun bergerak, bergetar sering kali dalam istilah filsafat estetika.
Estetika suatu titik saat menggetarkan keindahan estetika itu biasanya stimulus
lagi mendorong manusia untuk mewujudkan sesuatu. Menandai sesuatu ya dengan Bahasa
dengan simbol keilmuan dengan system berpikir wawasan keterampilan dengan
pengalaman batin, pengalaman terlatih artistic dan sebagiannya. Penguasaan
teknologi dan kreativitas akhirnya jadi karya seni itulah yang kemudian menjadi
makna baru dari apa yang sudah direkam oleh sang seniman. Jadi misalkan
sesorang memiliki emosi atas terjadinya sesuatu di dunia ini, maka bis akita tangkap
penafsiran tersebut sebagai sebuah gagasan dan ikut mendorong responsibilitas tanggung
jawab terhadap suatu lingkungan, yang kemudian memumculkan ide untuk membuat suatu
karya seni. Dimana para pemirsa memahami tentang karya saya melalui
penafsirannya dan berkembang menjadi sebuah inspirasi untuk dikembangkan
menjadi wawasan baru mereka. Dan mendorong mereka menemukan ide-ide produk desain
dari karyanya.
Adapun desain dalam pengertian lama, adalah cabang seni rupa yang proses pembuatannya melibatkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi serta menjadi produk industri. dalam pengertian baru, desain dianggap memiliki kompleksitas yang tinggi, sehingga tidak lagi memadai untuk dipandang sebagai subordinat dari seni rupa. Desain berhasil mengalokasikan sifat-sifat seni seperti orisinal, ekspresif, unik, misterius, dan emosi.
DKV atau Desain Komunikasi Visual
itu sendiri sebelum muncul lebih dikenal dengan kritik desain, desain grafis,
kalau diluar sampaikan tentang beberapa pendekatan yang penting dalam seni yang
satu dengan yang lain berulang kali dialektika. Menarik sekali kalau seniman
yang berfikir dengan konsepsi strukturalis kemudian seperti hal yang dapat
dilihat bahwa segala sesuatu pola itu kemudian dilihat sebagai sebuah struktural
ini yang menjadi dasar pemikiran seorang desainer.
Komentar
Posting Komentar