Kajian objek seni berdasarkan teori estetika schapiro

 

Teori estetika perspektif Meyer Schapiro

pada lukisan monalisa karya leonardo Da Vinci

 

“Estetika milik Meyer Schapiro memfokuskan pada Gaya sehingga dalam sebuah karya seni maupun desain akan di amati bagaimana gaya ini membentuk ciri yang otentik dan khas.”

Seperti yang kita tahu Leonardo Da Vinci adalah seorang seniman jenius yang dikategorikan sebagai High Renaissance. Dimana aliran ini mengangkat kembali sebuah filsafat yunani dan romawi klasik yang sebelumnya dihilangkan oleh para Kamu Goth.aliran ini masih menggunakan mite dan cerita rasul sebagai subjek utamanya.

Di masa Renaissance ini juga seniman tealh dianggap setara dengan profesi-profesi yang penting, hingga pengetahuan umum pun mulai digunakan guna melengkapi teknik maupun wacana karya seni itu sendiri. Ilmu disiplin yang membuat seniman pada masa-masa saat itu dapat menjadi seorang ilmuan juga dan bukan hanya seorang tukang seperti pada zaman ghotic.




Elemen Bentuk pada lukisan ini :

 Lukisan ini adalah potret dari Lisa Gherardini, yang kemudian di gabungkan dengan latar belakang pemandangan sebuah sungai/danau beserta jalan-jalan.


Hubungan Bentuk pada lukisan ini :

Sebuah potret seorang istri dari saudagar Florentine bernama Fransesco del Gioconda. Memiliki sebuah artian sebagai Nyonya lisa. Yang dalam bahasa italia disebut sebagai Monna lisa.

Dan ada sebuah artian lainnya “Giocondo” yaitu dalam bahasa italia disebut sebagai “riang” yang sesuai dengan representasi dari lukisan Monalisa itu sendiri, yang bahkan sampai saat ini masih memiliki misteri dibalik senyumnya yang memiliki makna ganda.

Penggunaan komposisi warna yang berbeda di tiap bagian, dimana bagian tubuh monalisa itu sendiri lebih ke pengunaan komposisi warna hangat, berbanding terbalik dengan latar belakang yaitu sebuah pemandangan yang lebih menggunakan sebuah komposisi warna dingin.


Kualitas pada lukisan :

Lukisan karya Leonardo Da Vinci ini memiliki sebuah kualitas yang cukup menarik. Dimana pengunaan setengah badan pada lukisan potret adalah sebuah hal yang sangat inovatif terutama pada masa renaissance. Biasanya komposisi seperti itu akan membuat subjek lukisan tampak terpotong dan kurang enak untuk dilihat. Namun Leonardo da Vinci berhasil menangkalnya dengan tidak memotong komposisi tepat pada bagian tengah badan, namun agak sedikit melenceng kebawah.

Dan hal yang lebih menarik lagi yaitu penggunaan teknik sfumato yang menciptakan sebuah tekstur yang sangat believeable baik pada kulit  potret ataupun pakaian yang dikenakannya. teknik yang juga menciptakan misteri enigmatik pada ekspresi senyuman lisa. pengetahuan Aerial perspektif, yaitu semakin jauh objek maka semakin pudar dan buram warnanya dalam melengkapi latar belakang lukisan. Hal ini membuat pemandangan jadi tampak sangat alami pada para penikmat. Serta penggunaan teknik Chairusco, teknik yang dapat mengisolasi sebuah subjek dalam kegelapan sehingga terciptanya sebuah kedalaman yang realistis pada tiap anatominya.



Teori estetika perspektif Meyer Schapiro

pada lukisan starry night karya Vincent Van Gogh

 

“Estetika milik Meyer Schapiro memfokuskan pada Gaya sehingga dalam sebuah karya seni maupun desain akan di amati bagaimana gaya ini membentuk ciri yang otentik dan khas.”

lukisan karya seni aliran post – impressionism mencakup banyak sekali gaya artisitik yang berbeda namun memiliki motivasi umum untuk merespon gerakan impresionisme. Maka dari itu aliran dari Van Gogh yang paling dikenal dengan aliran seni Post-impressionisme/Paska impressionisme atau Neo impressionism tepatnya. Vincent Van Gogh juga menjadi salah satu pionir yang memberikan pengaruh pada banyak aliran lain yang menyusul: neo impressionisme, fauvism, dan lain-lain. Meskipun pada awal karirnya dimulai dengan mengusung aliran realisme. kemudian ia juga dapat dikatakan mengusung aliran Ekspresionisme, salah satu mahzab yang sipayungi oleh Paska Impressionisme dan bersifat menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa, bukan sekedar gambar representatif alam.


 Elemen bentuk (motif) :

Lukisan ini lebih di representasikan berdasrkan ingatan dan tidak berasal dari alam yang sesungguhnya

Starry Night dilukis dari ingatan dan tidak berdasarkan referensi alam, tetapi Di bagian tengah lukisan, langit seakan meliuk-liuk mengikuti alunan kurva yang dinamis diterangi oleh bintang-bintang yang berpijar, Hasilnya adalah pemandangan malam.


Hubugan antar bentuk :

Emosional yang sangat jelas dalam penggambaran langitnya, ia membuat lukisan ini saat diisolasi dirumah sakit jiwa, ia mempunyai penyakit mental yang menyebabkan ia memotong telinga nya sendiri.

lukisan ini adalah penggambaran van gogh mengenai rumah sakit jiwa yang ditinggalinya.

kualitas :

dilukis dengan tangan, menggunakan marka kuas, bukan menggunakan kuas untuk menirukan alam.

cenderung memiliki warna warna cerah.

lukisan ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran lukisan 73.7 x 92.1 cm .

lukisan ini dominan dengan warna-warna tua, seperti biru tua (dongker), lukisan ini dibuat dengan mediakanvas dan cat minyak.


    Berdasarkan kedua karya dua seniman yang memiliki aliran seni yang berbeda saya dapat menarik kesimpulan yang sesuai dengan teori estetika menurut meyer schapiro yaitu karya monalisa milik leonardo da vinci lebih ke sebuah gaya seni realisme yang menjadi ciri otentik itu sendiri sedangkan milik Vincent Van Gogh yaitu lukisan staryy night lebih cenderung ke sebuah aliran seni yang idenya lebih ke sebuah ingatan dan tidak berdasarkan referensi representasi aslinya. 

 

Komentar

Postingan Populer