Tugas Pengkajian ( 2 Judul )
Lukisan Monalisa dalam penerapan teori Mimesis
(Karya Leonardo Da Vinci)
Objek Material : Lukisan monalisa
Objek Formal : Menerapkan teori mimesis
Teori
Pendekatan Mimesis
Dasar pertimbangan pendekatan mimesis adalah dunia pengalaman, yaitu karya sastra itu sendiri yang tidak bisa mewakili kenyataan yang sesungguhnya melainkan hanya sebagai peniruan kenyataan (Abrams, 1958:8). Kenyataan di sini dipakai dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra, seperti misalnya bendabenda yang dapat dilihat dan diraba, bentuk-bentuk kemasyarakatan, perasaan, pikiran, dan sebagainya (Luxemberg, 1989:15).
Penerapannya dalam lukisan Monalisa karya Leonardo Da Vinci
Dalam karya
seni lukisan monalisa ini bila kita ambil dari sudut pandang teori mimesis,
lukisan ini mungkin adalah tiruan yang bisa dibilang sempurna karena bila
dilihat dengan mata telanjang terlihat sangat realistis, dengan komposisi warna
yang pas dan enak dilihat serta tidak mengganggu pandangan kita dalam melihat
karya tersebut, penggunaan warna hangat yang membuat lukisan memiliki kesan
tersendiri dan juga warna yang sedikit pudar yang memanjakan mata penikmat,
dalam lukisan ini juga terlihat bahwa sang pelukis menggunakan warna yang
sangat dominan yaitu warna-warna campuran atau gradasi(Komplementer) seperti:
cokelat, hitam, hijau tua, biru muda dimana hampir semua warna tersebut sedikit
lebih gelap ataupun pudar. Selanjutnya yaitu penggunaan garis pada lukisan ini,
dimana sang pelukis menggunakan dua garis yaitu garis (buatan) dan garis
(alamiah). Dalam garis buatan terdapat pada kontur wajah, bentuk tubuh, serta
kursi yang menjadi objek pendukung, sedangkan untuk penggunaan garis alamiah
terdapat pada bagian background model
monalisa tersebut seperti pepohonan, sungai, jalan, dan beberapa bukit atau
gunung. Dimana penggunaan unsur garis sangat cocok dan bahkan mungkin menjadi
bahan pendukung guna menambah realistis dalam karya tersebut.
Penggunaan
elemen proporsi pada lukisan membuat kesan selaras dan enak dipandang pada
lukisan tersebut, dimana hal tersebut membuat lukisan ini memiliki kesan
misterius pada raut wajah wanita tersebut dikarenakan penggambaran proporsi
pada objek wanita tersebut seperti pada bagian alis, hidung, mulut, yang
memiliki kesamaan pada setiap ukuran (proporsi). Keselarasan dalam karya
lukisan ini sangat tepat penempatannya dimana dalam beberapa unsur yang
terdapat dalam karya ini dapat dipadukan dengan sangat baik yang membuat karya
ini sangat indah dan juga Nampak seperti aslinya (realistis). Keselarasan ini
muncul karena adanya pengaturan pada warna, teknik pencahayaan yang pas, serta
memadupadakan beberapa unsur yang berbeda dengan rapih dan tidak terlalu
mencolok hingga mucul keselarasan (Harmony).
Dari beberapa unsur diatas dapat menjadi beberapa unsur/elemen yang ada saling berhubungan satu sama lain dan tidak mencolok/berdiri sendiri, yang menjadikannya unsur-unsur diatas bersatu-padu menghasilkan sebuah kestuan (Unity) yang indah, serasi, dan juga menarik.
Sebuah
kesederhanaan yang terdapat pada lukisan ini memungkiri bakat Leonardo pada
seni realisme. Subjek wajah yang diperagakan dengan lembut menunjukan keahlian
sang seniman dalam menangani teknik sfumato, teknik artistik dengan
dipadupadankan dengan gradasi cahaya dan bayangan yang sangat halus, alih-alih
garis, untuk membentuk suatu model.
Penerapan teori mimesis dalam karya seni “Lukisan Van Gogh”
Objek Material : lukisan starry night
Objek Formal : penerapan dalam teori mimesis
Plato, dengan teori
mimesisnya dianggap sebagai pelopor teori sosial sastra (Damono, 1979:16). Kata
mimetik berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang berarti tiruan. Teori
mimetik menganggap karya sastra sebagai tiruan alam atau kehidupan (Abrams,
1981).
Menurut pandangan
Plato, segala yang ada di dunia ini sebenarnya hanya merupakan tiruan dari
kenyataan tertinggi yang berada di dunia gagasan. Dalam dunia gagasan, ada
gagasan mengenai manusia, semua manusia yang ada di dunia ini (manusia nyata)
adalah tiruan dari manusia yang ada di dunia gagasan tersebut. Demikian juga
benda-benda yang ada di dunia
Walaupun Plato
cenderung merendahkan nilai karya sastra, yang hanya dipandang sebagai tiruan
dari tiruan, namun dalam pandangannya tersebut tersirat adanya hubungan antara
karya sastra dengan masyarakat (kenyataan). Apa yang tergambar dalam karya
sastra, memiliki kemiripan dengan apa yang terjadi dalam masyarakat.
Penerapan pada Lukisan “Starry Night” karya Van Gogh
Seperti arti kata
Mimesis yaitu tiruan, lukisan Starry Night bisa dibilang memakai teori Mimesis,
bisa dilihat dari penggambaran alam pada malam hari yang berbintang dengan
tambahan objek objek rumah yang berarti tiruan dari penglihatan mata kepada
alam.
Tentunya lukisan ini
juga termasuk karya seni dua dimensi yang memiliki elemen desain seperti ruang,
bentuk, tekstur dan warna.
Dalam sebuah komposisi desain, ruang dapat dipahami sebagai area di mana elemen-elemen desain ditempatkan dan disusun menjadi sebuah komposisi. Berdasarkan dimensinya, lukisan Starry Night ini memiliki panjang dan lebar yang artinya ia termasuk kedalam 2 dimensi atau kata lainnya yaitu dwimatra.
Yang disebut sebagai
ruang dalam sebuah komposisi juga dapat dipahami sebagai area kosong yang ada
di sekitar antara objek / elemen penyusun komposisi. Berdasarkan area yang
ditempati, ruang terbagi menjadi ruang positif dan ruang negatif. Pada lukisan
Starry Night terlihat area positif yang mendominasi atau area yang ditempati
oleh objek atau elemen dalam sebuah ruang. Sedangkan area negatif terkesan
sedikit, terlihat di antara langit dan bukit.
Lalu ada bentuk sebuah
objek yang memberikan identitas fisik dalam wujud figur yang dikenali oleh
pengamat. Semua bentuk selalu diawali oleh sebuah titik, lalu bergerak
membentuk garis, garis bergerak membentuk bidang, bidang bergerak membentuk
gempal atau bidang ruang. Bentuk-bentuk rumah, langit dan bintang yang
merupakan tiruan dari alam.yang didalamnya terdapat garis, panjang, arah, dan
ketebalan.kesan garis yang dihasilkan melalui susunan bidang berukuran kecil
yang ditata berdekatan dalam susunan memanjang, Pada bentuk rumah, itu
menggunakan bidnag 3 dimensi atau gempal yang memiliki dimensi panjang, lebar,
dan ketinggian, seolah olah memiliki bentuk perspektif. Karakter struktur
bidang yang diapaki yaitu berdekatan berkesan menyatu, bersentuhan, dan
bertumpukan.
Tekstur menunjukkan
kualitas atau nilai permukaan objek, dapat dikenali secara visual maupun
rabaan. Tekstur yang dipakai disini yaitu tekstur semu/maya yang pengolahan
teknisnya menghasilkan kesan kualitas permukaan tertentu.
Warna biru menjadi yang paling dominan pada lukisan ini. Biru termasuk kedalam sistem warna RGB Red, Green, Blue. Warna warna ini disebut sebagai warna primer. lalu ada warna kuning yang memvariasikan warna biru yang dominan Yellow termasuk kedalam sistem warna CMYK.
Sebuah Komposisi
desain dapat disusun berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Sama halnya dengan
lukisan Starry Night ini, lukisan ini dapat disusun menggunakan prinsip-prinsip
desain yaitu Kesatuan (Unity), Karakter, Skala & Proporsi, Posisi &
Kedudukan, Keseimbangan, Irama & Pergerakan, Kesederhanaan, dan Kejelasan.
Unity dapat
memperjelaas maksud/ tujuan yang ingin disampaikan melalui sebuah komposisi
visual. Unity/ kesatuan membantu pengamat untuk dapat melihat elemen-elemen
yang ada dalam sebuah komposisi secara utuh dan menyeluruh, bukan sebagai
bagian yang terpisah.
Karakter berkaitan
dengan kesatuan yang tercapai. Jenis keterkaitan karakter elemen-elemen yang
digunakan dalam lukisan ini yaitu kontras (contrast). Penggunaan unsur yang
kontras dapat menonjolkan elemen yang digunakan dan menghindari kesan monoton.
Kesan kontras pada lukisan ini diterapkan pada pembedaan warna.
Skala & Proposri
berkaitan dengan perbandingan antara bagian-bagian yang ada dalam sebuah
komposisi desain. Tidak ada ketentuan yang dianggap benar atau tepat mengenai
perbandingan dalam penggunaan elemen-elemen desain. Ukuran perbandingan yang
dirasa tepat lebih banyak dipengaruhi oleh selera dan perasaan pribadi maupun
menyangkut kebutuhan dan kesain yang ingin ditampilkan melalui sebuah
komposisi. Pada lukisan, salah satu elemen berukuran jauh lebih besar sehingga
terlihat dominan dan menjadi daya tarik komposisi.
Kedudukan atau posisi elemen/ objek dalam sebuah komposisi mempengaruhi kesan yang ditangkap oleh pengamat, oleh karena itu pertimbangan dalam peletakan setiap elemen perlu disesuaikan kebutuhan dan tujuan yang ingin disampaikan. Gambar pohon dan rumah-rumah yang diletakkan pada bagian bawah bidang gambar memberi kesan letak objek dekat dengan pengamat, serta memberikan kesan jarak dan ruang pandang (vertikal) yang luas pada bagian atas (langit). Kedudukan/ penempatan objek secara vertikal pada bagian bawah memberikan kesan objek yang menumpuk dan terlihat stabil.
Keseimbangan mengacu
pada perbandingan antara dua atau beberapa bagian dalam sebuah komposisi di
mana perbandingannya menunjukkan kesan yang sama atau merata, tanpa ada bagian
yang berkesan lebih ‘berat’. Keseimbangan tidak selalu dicapai dengan menggunakan
elemen-elemen yang persis sama antar bagian-bagiannya.Asimetris yaitu keseimbangan yang didaptkan dengan
penggunaan elemen dan susunan yang berbeda pada kedua sisinya.Bulan yang hanya
pada bagian kanan, dan di kiri dipenuhi oleh bintang dan tumbuhan.
Irama (rhythm) dapat
dipahami sebagai suatu pola penataan elemen secara berulang/berkesinambungan
sehingga memberikan kesan pergerakan.Dominasi dipakai pada lukisan ini sebagai
irama, merupakan penekanan dengan menerapkan objek/ bulan dan tumbuhan yang
berbeda dengan elemen lainnya sehingga menjadi pusat perhatian utama dalam
keseluruhan komposisi tersebut. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut
komposisi semacam ini adalah emphasis.
Kesederhanaam (simplicity) ini lebih banyak
didasarkan pada perasaan individu kreator maupun pengamat. The
Starry Night dibuat pada tahun 1889 saat Van Gogh sedang dalam masa perawatan
di rumah sakit jiwa setelah ia memotong sebelah kupingnya sendiri. Lukisan ini
menggambarkan pemandangan dari arah timur jendela kamarnya di rumah sakit jiwa.
Ia menggambarkan suasana langit sebelum matahari terbit dan sebuah desa impian.
Para ahli selama ini meneliti apa maksud dibalik lukisan Van Gogh ini dan setelah 125 tahun lamanya akhirnya mereka menyimpulkan bahwa bentuk goresan melingkar yang ada di lukisan The Starry Night menggambarkan pola Turbulensi dalam Dinamika Fluida yang digambarkan seperti pusaran kecil energi yang bekerja secara bersamaan. Kesimpulan ini didapatkan setelah para ilmuwan yang mengamati pola turbulensi menggunakan teleskop Hubble teringat pada pola yang sama yang ada pada lukisan The Starry Night.
Kejelasan (Clarity)
yaitu sebuah objek desain harus dapat dimengerti oleh orang lain. Mungkin pada
lukisan ini kejelasan yang didapat hanya sekedar pemandangan alam pada malam
hari yang berbintang, tetapi itu belum menjelaskan semua arti lukisan ini, sang
penciptanya memiliki banyak makna saat membuat ini.
Komentar
Posting Komentar